Jumat, 17 Juli 2015

HADIST PERTAMA KEUTAMAAN NIAT

"Diriwayatkan dari pimpinan orang-orang mukmin Abu Hafash Umar bin Khottob r.a. berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya amal-amal yang terhitung sah hanyalah dengan niatnya,dan sesungguhnya apa yang telah di niatkan oleh seseorang itu hasil yang akan diperolehnya. Lalu barangsiapa yang kepindahannya itu berniat untuk menuju tempat yang di ridhoi Allah dan Rasul-Nya,maka kepindahannya itupun akan memperoleh keridhoan Allah dan Rasul-Nya, (sehinnga dia berhak untuk menerima  pahala dari pada-Nya). Dan barangsiapa yang kepindahannya berniat untuk menghasilkan harta benda dunia, atau wanita yang akan dinikahinya, maka  hanyalah kepindahannya itu hanyalah akan memperoleh apa yang diniatkan dalam kepindahannya itu saja,( tanpa mendapatkan pahala dari Allah).

     Hadist ini diriwayatkan oleh dua orang imam ahli hadist,yaitu Abu Abdillah ,Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh bin Bardizbah al-Bukhari. dan Abul Husain,Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an Naisaburi.
     Hadist ini tertulis di dalam kitab Shahihnya,(yaitu kitab hadist shahih al-Bukhari dan kitab hadist shahih muslim), yang menjadi kitab hadist yang paling shahih diantara kitab-kitab hadist lain yang telah dikarangnya..

PENJELASAN:
Hadist pertama tersebut telah diterangkan dalam Bukhari I/hal. 6 dan Muslim II/hal.157.Didalam hadist pertama ini menerangkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk berhijrah bersama para sahabatnya dari makkah ke madinah . Ternyata perintah itu dapat dilaksanakan oleh Rasulullah dengan sebaik-baiknya,yaitu pada tahun 623 M.
     Tetapi sayangnya ,diantara para sahabat yang ikut berhijrah bersama Nabi, ada yang memiliki niat salah dan tidak murni mengikuti perintah Allah. Karena sebagian yang ikut berhijrah dengan Rasulullah punya niat hanya untuk berdagang dan ada yang memiliki niat untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qais di kota madinah. Memang secara lahir mereka mengikuti Nabi, namun secara hakekat dalam hati mereka hanya untuk mengejar dunia dan mencari wanita. Cara hijrah yang seperti ini dikatakan oleh nabi tidak akan memperoleh pahala dari Allah, melainkan mereka hanya memperoleh apa yang mereka niatkan dari awal.

     Kita lihat karakter alamiyah dari makhluk yang namanya manusia tetap akan muncul, padahal pada saat itu Rasulullah masih hidup dan bimbingan dari beliaupun senantiasa diberikan, namun masih saja ada yang berniat tidak baik dalam melaksanakan perintah Allah.
     Kemudian bagaimana pula bentuk-bentuk niat pada masa sekarang yang telah berjauhan masanya dengan kewafatan nabi Muhammad saw??? apakah itun niat dalam mencari ilmu,mengajar,berdakwah,berdagang,menjadi pemimpin dll. Karenanya jangan sekali-kali kita menyalahgunakan niat dalam melakukan suatu amaliyah.
     Oleh dijelaskan oleh sebagian ulama,bahwa hadist yang menerangkan bab niat ini adalah termasuk seperempat dari landasan hukum Islam. Sedangkan hadist lain yang menjadi landasan hukum lainnya adalah:

1."perkara halal itu sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula. (hadist riwayat Bukhari I/19 dan Muslim I/697). Hadist ini bersumber dari Nu'man bin Basyir r.a.

2.Barangsiapa yang beramal dengan sesuatu amal yang tidak ada landasan dari urusan kami,maka dia tertolak" (hadist Bukhari IV/268 dan Muslim II/63) Hadist ini bersumber dari 'Aisyah r.a

3."Sebagian dari unsur kebaikan dari seseorang yang islam adalah: dia tinggalkan apa saja yang tidak berguna" (hadist riwayat Tirmidzi) Hadist ini bersumber dari Abu Hurairah r.a

     Maka dari itu,Hadist yang pertama ini sangat penting untuk diamalkan didalam segenap tindak perbuatannya. Karena banyak sekali bentuk -bentuk amal akherat akan tetapi hasilnya hanya amal dunia. Dan tidak sedikit juga banyak amal yang lahirnya adalah amalan dunia namun hasilnya adalah amalan akherat.

   Begitu juga dalam hal berdakwah, kita harus memiliki keilmuan yang mumpuni dalam materi yang akan kita dakwahkan,agar nantinya tidak menimbulkan kemudharatan seperti yang dilakukan kaum wahabi pada saat ini, niatnya baik, tapi sayangnya dalam hal keilmuan yang kurang mumpuni, maka hasilnya adalah dapat menyakiti hati orang lain,lebih lagi hati dan perasaan sesama muslim.

     Padahal sudah dikatakan dengan jelas oleh Rasululloh dalam sebuah hadist shahih,yaitu:
"Muslim yang sempurna keimanannya adalah orang yang kawan-kawan islam lainnya selamat dari kerusakan tangan dan lisannya. (hadist bukhari I/hal.11). Hadist ini bersumber dari Abdulloh bin Amr bin Ash r.a.

     Semoga Allah selalu meluruskan niat kita, menata hati kita, agar semua niat amaliyah kita hanya untuk Allah. amin

by: Al-Fadal bin Abdul Wahhab

2 komentar: